Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Keajaiban itu Ada. By Herlina Madje

Gambar
Keajaiban itu Ada        Awal mula saya tergerak untuk berjualan kue sebenarnya bukan tanpa sebab. Di tahun 1999, suami sedang menjalankan sebuah proyek di Kepulauan Selayar, deretan kepulauan di ujung Selatan pulau Sulawesi. Tiap kali pulang ke Makassar, beliau selalu dihadiahi aneka hasil bumi dalam jumlah banyak oleh penduduk setempat. Ada pisang, kelapa, pepaya, mangga, jeruk, terasi, kenari, dan macam-macam lagi, tergantung musimnya. Barang-barang itu, setelah saya bagi akhirnya ada juga yang tinggal dan busuk. Kasihan juga.      Berulang kali seperti itu, akhirnya saya tergerak untuk membuat kue dan menjualnya. Jenis kue pertama yang saya jual adalah barongko, yang bahan dasarnya pisang. Saya memanfaatkan bahan baku yang ada saja. Promosi pun hanya ke tetangga terdekat.      Setelahnya, ada beberapa tetangga yang kemudian mengusulkan agar saya berjualan kue jenis lain. Mulanya saya agak berat. Beberapa tahun sebelumnya saya pernah nekad berjualan kue dengan menitipkannya d

Senyum di Ujung Gemingmu. By Herlina Madje

Senyum di Ujung Gemingmu By Herlina madje       Serabut langit yang meruah di penghujung Januari, selalu saja melelehkan kristal di sudut netramu. Sedumu seolah tak pernah usai, meski musim telah berganti lebih dari bilangan jemari. Rintik serupa bertahun silam, menjadi saksi dari awal nestapa yang menggurat batinmu. Hari terburuk yang pernah ada, masa yang seharusnya tanggal dari untaian waktu. Penyesalan memang tak pernah datang lebih awal. Ia adalah buah dari keputusan yang salah. Yang tak patut direnda bila menyambangi. Nikmati saja sekejap, lalu tinggalkan serupa jejak-jejak kaki. Harusnya sejak awal kamu paham bahwa manusia bukan penguasa takdir. Sehingga langkahmu tak terjulur serampangan. Ketidakhati-hatian adalah hulu dari sesalmu. Sadarkah bila sekarang kamu keliru lagi dalam memilih jalan keluar? Bersemedi dalam tubuh yang terbujur antara hidup dan mati! Bukan ratap yang akan mengentaskan penyesalan, tapi bangkit dan berbenah. Banyak orang pern